Kunjungan Rombongan ASPEKJA ke Kebun Jabon di Jawa Barat |
Jabon adalah tanaman yang sangat mudah untuk di
budidayakan tidak perlu ilmu dan pengalaman khusus seperti tanaman kayu lainnya. Dari hari-ke-hari para penanam Jabon di Aceh
terus meningkat jumlahnya, hal ini dapat
dilihat banyaknya hamparan kebun-kebun Jabon di
sepanjang jalan negara baik di
lintas timur maupun Barat – Selatan, ditambah
lagi dengan Jabon yang tumbuh subur secara liar (Jabon hutan) yang jumlahnya juga sangat signifikan, sebagian orang Aceh sudah memahami dan
mengetahui bahwa Jabon merupakan Kayu yang sangat prospek dan ekonomis nilainya
untuk dijual, karena Jabon merupakan salah satu bahan baku untuk pembuatan
Plywoods (Kayu Lapis), serta
digunakan juga untuk keperluan pembuatan
peralatan (mebel) rumah tangga lainnya, kebutuhan akan bahan baku yang
berbasis kayu Jabon sangatlah tinggi
seiring dengan tingginya permintaan Kayu Lapis, Blockbord, Longcore,
Shortcore dan Veener baik untuk pasar Domestik maupun Internasional.
Wilayah Aceh sangatlah cocok untuk dibudidayakan Jabon
dan masih banyak lahan-lahan kosong yang dapat digunakan untuk menanam Jabon,
berbeda dengan di pulau Jawa, lahannya terbatas tapi petaninya banyak sedangkan
di Aceh berbanding terbalik. Para
penanam/pengembang kayu Jabon di Aceh masih dari kalangan menengah ke atas
yaitu kalangan akademisi, karyawan
perusahaan dan pengusaha-pengusaha lokal karena
mereka cepat mendapat informasi
melalui media sosial online dan sumber-sumber lain di Internet, sedangkan untuk
para kalangan bawah (grassroots) Jabon masih belum begitu booming, dan
mereka masih bingung kemana akan dijual
hasil panen nantinya, pertanyaan-pertanyaan itulah yang perlu dicari jawaban
segera, mengingat potensi Jabon ke depan sangatlah prospektif dan untuk 1
Hektar lahan dengan Jumlah 1000 batang pohon hanya menghabiskan biaya sekitar 8
Jutaan, berikut perkiraan harga Jabon .
Pasar Kayu Jabon Aceh
Sumatra Utara merupakan
salah satu pasar potensial untuk menjual kayu Jabon Aceh, hampir 80 % Kebutuhan
Jabon untuk Industri Kayu Lapis di
Sumatra Utara dipasok dari Aceh, tetapi
yang selalu
menjadi dilema bagi para penjual dan pemasok Jabon asal Aceh adalah pada saat menjual hasil panen ke
pabrik di Medan tidak adanya
standarisasi harga yang baku (fix) juga beban biaya tranportasi relatif tinggi
sehingga para pemasok Jabon dalam kondisi tidak menguntungkan, belum lagi dengan alasan kayu yang sudah
diterima di pabrik dinyatakan tidak sesuai spesifikasi (spek) , hal ini menjadi
salah satu alasan (justifikasi)
untuk menolak kayu yang sudah tiba di pabrik,
jikapun diterima harganya tidak sesuai dengan kesepakatan dan harga
pasar, sehingga para pemasok harus menjual Jabon dengan harga yang ditentukan
sepihak oleh pembeli dengan pertimbangan tidak mungkin kayu-kayu tersebut
dibawa kembali ke Aceh.
Prediksi Harga Jabon (sumber PT GMN)
Mid (Cm)
|
Harga 2009
|
Harga 2016
|
Inflasi/Thn
|
30 - 39
|
Rp. 900,000,-
|
Rp. 1,550,000,-
|
10 %
|
40 - 49
|
Rp. 1,000,000,-
|
Rp. 1,750,000,-
|
10 %
|
Up > 50
|
Rp. 1,100,000,-
|
Rp. 1,900,000,-
|
10 %
|
Dibutuhkan Industri Pengolahan Kayu Lapis di Aceh.
Kebutuhan akan Kayu Lapis (Triplex) dan Blockboard di Aceh sangatlah tinggi guna
memenuhi kebutuhan proyek pembangunan di seluruh wilayah Aceh, dan hampir 100 %
kebutuhan tersebut di Pasok dari Medan, sangatlah miris jika bahan baku di Aceh melimpah lalu dibawa
ke Medan untuk diolah menjadi bahan jadi dan dipasarkan kembali ke Aceh
dengan pertambahan nilai sangat
ekonomis.
Untuk menjawab dan
menemukan solusi terhadap permasalahan di atas, maka pendirian Industri
pengolahan kayu lapis di Aceh adalah kebutuhan mendesak, mengingat Aceh
memiliki sumber daya bahan baku yang sangatlah melimpah dan berkulitas. Peran
pemerintah dan pengusaha sangatlah dibutuhkan untuk mewujudkan tersedianya
Industri Pengolahan Kayu berbasis Jabon di Aceh, karena Investasi untuk sebuah
Industri berskala menengah relatif terjangkau dan bukan barang mahal lagi,
tinggal kebijakan dan Keseriusan Pemerintah Aceh mendorong pihak-pihak terkait
mempermudah perizinan dan dokumen-dokumen terkait yang dibutuhkan untuk pendirian
sebuah Industri kayu lapis, sehingga para penanam Jabon Aceh mudah mendapatkan
akses pasar dan harga jual diperoleh secara maksimal sesuai dengan harga pasar
(Zoe)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar